
Ki Soka dan Nyi Soka merupakan sosok leluhur yang sangat dihormati oleh masyarakat Padukuhan Kalisoka, Desa Banjarasri Kapanewon Kalibawang Kabupaten Kulonprogo. Keduanya dimakamkan di wilayah Kalisoka dan dipercaya sebagai penjaga pertama wilayah tersebut, berdasarkan amanah yang mereka terima dari tokoh besar, Ki Nerang Prawiro Nenggolo.
Menurut sejarah lisan yang diwariskan turun-temurun, Ki Soka dan Nyi Soka awalnya merupakan pasangan suami istri sederhana yang sehari-harinya bekerja mencari kayu bakar dan mengolah hasil bumi di kawasan Kalisoka. Kehidupan mereka bersahaja dan dekat dengan alam. Hingga pada suatu hari, secara tidak sengaja, mereka menemukan sebuah mata air yang hingga kini dikenal sebagai Kali Lanang dan Kali Wedok. Penemuan ini menjadi titik penting dalam sejarah Kalisoka, karena sumber air tersebut dianggap sebagai berkah bagi masyarakat sekitar yang bisa digunakan untuk aktivitas sehari-hari, seperti mandi ataupun yang lainnya.
Uniknya, nama "Ki Soka" dan "Nyi Soka" bukanlah nama asli mereka, melainkan nama pemberian dari Ki Nerang Prawiro Nenggolo. Identitas asli keduanya tidak diketahui secara pasti karena mereka tidak memiliki keturunan, sehingga tidak ada yang mewarisi kisah hidup mereka secara langsung. Meskipun begitu, masyarakat Kalisoka sangat menjunjung tinggi jasa-jasa Ki Soka dan Nyi Soka, menjadikan mereka sebagai pepunden (tokoh yang dihormati atau sesepuh) yang pernah menjaga dan merawat wilayah tersebut.
Hingga saat ini, tradisi untuk menjaga dan menghormati makam Ki Soka dan Nyi Soka masih dilestarikan. Masyarakat rutin melaksanakan ritual "bersih makam", terutama menjelang bulan-bulan tertentu yang dianggap sakral. Selain itu, dalam setiap acara genduri atau slametan yang digelar masyarakat Padukuhan Kalisoka, nama Ki Soka dan Nyi Soka selalu disebut dalam ikrar doa, sebagai bentuk penghormatan dan permohonan restu dari para leluhur.
Lokasi makam Ki Soka dan Nyi Soka berada sekitar 500 meter dari makam Ki Nerang Prawiro Nenggolo, tepat di pojok wilayah yang menjadi batas antara Padukuhan Kalisoka dan Padukuhan Paras. Keberadaan makam ini tidak hanya menjadi tempat ziarah, namun juga simbol sejarah, budaya, dan spiritualitas bagi masyarakat setempat.