
PKK dan Karang Taruna di Padukuhan Kalisoka, Kelurahan Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo, terus menjadi motor penggerak pemberdayaan masyarakat. Dua organisasi ini bukan hanya menjaga tradisi sosial, tetapi juga berinovasi dalam mengembangkan potensi desa, termasuk melalui kolaborasi dengan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara.
Pada Padukuhan Kalisoka, PKK dikenal dengan sebutan Dasawisma, yang beranggotakan sekitar 100 ibu-ibu yang terdiri dari RT 45, 46, 47, dan 48. Setiap RT terdiri dari 25 orang anggota Dasawisma, dengan kegiatan rutin setiap Minggu Kliwon seperti silaturahmi, arisan, dan simpan pinjam. Selain itu, setiap Minggu Pahing atau per lapan (dalam istilah lokal), diadakan kegiatan sosialisasi untuk membentuk ibu-ibu yang tanggap terhadap perubahan sosial.
Kegiatan PKK semakin berkembang dengan adanya program dari KKN Nusantara Kelompok 16, yang memperkenalkan pelatihan pengolahan jamu herbal. Program ini bertujuan menciptakan padukuhan sehat, dimulai dari proses pembuatan, pengemasan, hingga pemasaran produk. Upaya ini diharapkan memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus menjaga tradisi pengobatan herbal.
Sementara itu, Karang Taruna Kalisoka menjadi wadah pembinaan generasi muda. Organisasi ini aktif menghidupkan budaya gotong royong melalui perbaikan infrastruktur dan menjaga kebersihan lingkungan. Setiap acara desa umumnya dipromotori oleh Karang Taruna, dengan arahan dari para sesepuh. Di Kalisoka, koordinasi Karang Taruna dipimpin oleh Mas Tommy.
Bersama KKN Nusantara, Karang Taruna juga mendapat pelatihan khusus tentang konten kreator. Pelatihan ini bertujuan memperkenalkan potensi desa kepada publik sekaligus membuka peluang penghasilan yang berkelanjutan. Diharapkan, keterampilan ini dapat menjadi modal penting bagi pemuda desa untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Kegiatan PKK dan Karang Taruna di Kalisoka mencerminkan semangat membangun dari desa untuk negara. Seperti pesan Bung Tomo: “Yang mampu menyinari Batavia bukanlah obor-obor besar yang ada di kota, tetapi obor-obor kecil yang berasal dari pedalaman Indonesia.”
Dengan semangat kebersamaan, kearifan lokal, dan inovasi, Kalisoka membuktikan bahwa pembangunan tidak selalu dimulai dari pusat kota. Justru dari desa-desa seperti inilah, perubahan nyata dapat bertumbuh dan memberi dampak luas bagi masyarakat.