
Kalisoka, Banjarasri – Di bawah hamparan sawah hijau dan udara sejuk khas Kalibawang, Padukuhan Kalisoka menyimpan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang menjadi penopang utama kehidupan warganya. Mulai dari pertanian, perkebunan, hingga peternakan, semua tumbuh subur berkat kesuburan tanah dan ketersediaan air yang melimpah.
“Di sini kami nanam padi dua kali berurutan, jadi sekitar delapan bulan penuh untuk padi. Empat bulan sisanya untuk palawija seperti kedelai dan kacang hijau.” jelas Pak Dukuh Kalisoka saat kami wawancarai.
Sistem tanam yang digunakan warga adalah tajarwo (tanam jajar legowo), yang memungkinkan tanaman padi mendapat pencahayaan dan sirkulasi udara lebih baik, sehingga hasil panen lebih optimal. Berdasarkan informasi dari Pak Dukuh, sebagian besar warga menggarap sawah lebih dari satu lokasi. “Ada yang mengelola sawah orang lain untuk dijual hasilnya, sementara kebutuhan makan sehari-hari diambil dari sawah milik sendiri.” tambahnya.
Pangan dan Perkebunan
Selain padi dan palawija, Kalisoka juga menghasilkan aneka sayuran seperti timun, cabai, kacang panjang, dan terong. Hasil pertanian ini tidak hanya untuk konsumsi rumah tangga, tetapi juga dijual di pasar sekitar, menambah penghasilan keluarga.
Perkebunan kelapa menjadi salah satu potensi unggulan. Buah kelapa dijual langsung kepada pembeli yang memetiknya sendiri, sebuah sistem sederhana yang tetap menguntungkan warga. Tanaman pisang juga memberi kontribusi ekonomi, baik dari daun pisang batu maupun buahnya seperti pisang raja dan ambon.
“Potensi tanah dikalisoka ini cukup baik, tanah di sini subur. Mau tanam apa saja bisa hidup,” ujar Pak Dukuh sambil tersenyum. “Air juga bagus, karena dilewati jalur irigasi Selokan Mataram. Hampir setiap rumah di dekat irigasi punya kolam ikan sendiri.” Tambah Pak Dukuh.
Pemanfaatan Lahan Kering dan Peternakan
Tidak hanya sawah, lahan kering di Kalisoka dimanfaatkan untuk menanam pohon berkayu bernilai jual tinggi seperti Jati, Sengon, dan Sonokeling. Di sisi lain, sektor peternakan juga berkembang, meskipun skalanya masih rumah tangga. Warga membudidayakan kambing dan sapi sebagai tabungan hidup serta sumber pendapatan tambahan.
Menariknya, pengelolaan SDA di Kalisoka nyaris tanpa kendala berarti. Dukungan alam, sistem pengairan yang baik, dan kekompakan warga menjadi faktor utama keberhasilan ini.
“Harapan saya, potensi ini dijaga bersama. Kalau alamnya terjaga, maka tentu saja anak cucu kita masih bisa merasakan manfaatnya,” tutup Pak Dukuh.
Dengan kekayaan SDA yang dimiliki, Kalisoka tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga menjadi salah satu penopang ekonomi lokal di wilayah Banjarasri.