
Dukuh Kalisoka, yang terletak di wilayah Desa Banjarasri, Kalibawang, dikenal sebagai salah satu wilayah dengan potensi pertanian yang masih terjaga dan aktif. Salah satu tokoh petani yang mencerminkan kekuatan sektor ini adalah Bapak Soemiran, warga RT 46, yang telah lama mengelola lahan pertanian dan menjadi saksi perkembangan agrikultur di wilayahnya.
Ragam Tanaman Pertanian
Lahan pertanian di Kalisoka sangat produktif untuk berbagai jenis tanaman. Bapak Soemiran menanam padi, jagung, tomat, terong, serta aneka sayuran. Selain itu, beliau juga sedang mengembangkan lahan baru untuk penanaman bibit pepaya. Penanaman padi dilakukan secara serentak bersama petani lainnya, menunjukkan kekompakan serta efisiensi dalam pengelolaan pertanian.
Siklus Panen dan Distribusi
Padi umumnya dipanen dalam waktu sekitar tiga bulan, sedangkan jagung memerlukan waktu hingga 105 hari. Hasil panen digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagian lainnya dijual. Dari lima bidang sawah yang dimiliki, sebagian hasil panennya menjadi sumber pemasukan keluarga. Komoditas seperti tomat, meskipun dalam jumlah terbatas (sekitar 3–5 kg per panen), tetap menjadi bagian dari hasil pertanian yang bernilai ekonomis. Harga hasil panen fluktuatif, tergantung musim dan permintaan pasar.
Tenaga Kerja dan Sistem Bagi Hasil
Sebagian besar pekerjaan pertanian dikerjakan secara mandiri oleh petani dan keluarganya. Namun, ada pula yang melibatkan tenaga kerja tambahan dengan sistem bagi hasil — di mana penggarap mendapatkan seperempat hasil panen — atau dengan sistem upah harian.
Strategi Menghadapi Musim Kemarau
Untuk menyesuaikan dengan perubahan musim, petani menanam tanaman yang lebih tahan kering seperti sayur-sayuran, kedelai, dan kacang hijau. Pemerintah daerah juga telah menerapkan pola tanam tahunan dengan sistem padi–padi–palawija untuk menjaga produktivitas lahan.
Akses terhadap Sarana Produksi
Petani di wilayah ini masih menghadapi tantangan dalam memperoleh pupuk bersubsidi. Sistem distribusi pupuk mengharuskan petani memiliki kartu tani, dan pengambilan dilakukan di gudang yang telah ditentukan, seperti gudang milik Pak Budi Waluyo.
Kehidupan Sosial dan Regenerasi Petani
Mayoritas warga Dukuh Kalisoka berprofesi sebagai petani atau buruh tani. Namun, regenerasi petani menjadi tantangan tersendiri, karena banyak generasi muda yang merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Saat ini, populasi di Kalisoka didominasi oleh warga lanjut usia dan keluarga yang menetap.
Keberagaman dan Keterbukaan Sosial
Dukuh Kalisoka juga terbuka bagi pendatang dari luar daerah seperti Gunung Kidul, Wonosari, hingga Jawa Timur. Banyak dari mereka menetap karena ikatan pernikahan, yang turut memperkaya dinamika sosia