You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan BANJARASRI
Kalurahan BANJARASRI

Kap. Kalibawang, Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta

SELAMAT DATANG WEBSITE RESMI KALURAHAN BANJARASRI, KAPANEWON KALIBAWANG, KABUPATEN KULON PROGO, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TRADISI BARITAN AGUNG: WARISAN BUDAYA BERTANI DARI PEDUKUHAN KALISOKA

Admin Kalurahan 09 Agustus 2025 Dibaca 20 Kali
TRADISI BARITAN AGUNG: WARISAN BUDAYA BERTANI DARI PEDUKUHAN KALISOKA

Kalisoka merupakan sebuah padukuhan yang terletak di Kalurahan Banjarasri, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Padukuhan ini sampai sekarang masih melestarikan sebuah tradisi agraris kuno yang dikenal dengan nama Baritan. Tradisi ini merupakan rangkaian upacara adat yang digelar sebagai bentuk syukur dan permohonan kepada Sang Pencipta menjelang masa tanam padi. Upacara ini telah dilakukan secara turun-temurun dan menjadi bagian penting dari siklus pertanian masyarakat setempat. Adapun prosesi ini dilakukan rutin setiap tahun dan diadakan Baritan Agung dalam empat tahun sekali.

Rangkaian Prosesi Baritan Agung

Upacara Baritan Agung diawali dengan ziarah ke makam leluhur, seperti makam Ki Narang Prawiro Nenggolo, Ki dan Nyi Ciblek, serta Ki dan Nyi Soka. Para tokoh ini diyakini sebagai bagian dari laskar Pangeran Diponegoro yang terus berjuang melawan penjajahan. Selain ziarah, warga juga mengambil air dari dua sendang sakral yakni, Sendang Lanang dan Sendang Wadon yang menjadi sumber penghidupan diwilayah Kalisoka. Air ini dipercaya memiliki makna spiritual dan digunakan dalam prosesi utama keesokan harinya.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan kirab gunungan, ubarampe hasil bumi, serta air dari kedua sendang. Rombongan berjalan sekitar 500 meter dari rumah tokoh adat menuju area persawahan lokasi utama pelaksanaan Baritan. Sesampainya di sana, seorang sesepuh Padukuhan memanjatkan doa-doa khusus, dan air dari sendang ditumpahkan ke saluran irigasi sawah sebagai simbol penolak bala dan permohonan kesuburan.

Makna dan Tujuan Tradisi

Dari sejarahnya tradisi ini berasal dari istilah Jawa "sebar uritan" yang berarti menebar benih. Upacara ini rutin dilaksanakan setiap tahun sebelum musim tanam, terutama pada hari Selasa Kliwon, yang dianggap sebagai hari baik dalam penanggalan Jawa. Baritan adalah bentuk doa dan harapan agar panenan bisa berhasil, harga jual tinggi, serta ternak sehat dan berkembang biak. Meskipun setiap tahun ada bentuk kecil berupa tradisi kupatan, skala besar seperti Baritan Agung sudah sering digelar secara resmi.

Partisipasi dan Nilai Sejarah

Tradisi ini melibatkan ratusan petani dari wilayah Bulak Kidul dan Bulak Barat Kalisoka, tergabung dalam kelompok Petani Pemakai Air Sokamulyo dengan total lahan pertanian mencapai 29 hektare. Informasi dari sesepuh Padukuhan lokasi utama Baritan juga merupakan petilasan bersejarah. Daerah ini dahulu merupakan bagian dari rute gerilya Pangeran Diponegoro dan wilayah pengayoman Nyi Ageng Serang. Ciri khas kawasan ini adalah adanya pohon-pohon langka seperti nogosari, cendana, gayam, kepel, keben, kemuning, dan beringin. Konon, para pejuang di bawah pimpinan dua pahlawan nasional ini tidak hanya berperang, tetapi juga bertani di siang hari dan berlatih serta bermeditasi di malam hari di kawasan tersebut.

Tradisi Baritan Agung bukan sekadar ritual adat, melainkan cerminan keharmonisan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Ia mengajarkan pentingnya menghormati leluhur, menjaga alam, serta mensyukuri hasil bumi sebagai bentuk keseimbangan hidup. Tradisi ini merupakan salah satu warisan budaya lokal yang patut dijaga dan dikenalkan kepada generasi muda. dan sampai saat ini tradisi ini masih dilestarikan diPadukuhan kalisoka sebagai bentuk tradisi warisan leluhur.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image